Netnografi : Etnografi pada Masyarakat Digital
Pada pembahasan sebelumnya kita tahu bahwa seorang
etnografer banyak menghabiskan waktu di lapangan, bahkan sampai
setahun atau lebih bertempat tinggal di lokasi dan berpartisipasi dalam
kegiatan komunitas yang dikajinya.
Pada masyarakat digital saat ini,
beberapa etnografer mulai mengubah lapangan kajian mereka ke arena
digital. Oleh karena itu, pembahasan etnografi dalam masyarakat digital
menjadi penting dipelajari.
1. Pengantar Netnografi: Etnografi Digital
Perubahan sosial budaya masyarakat dalam satu dasa warsa ini mengalami
lompatan yang luar biasa. Banyak faktor mulai dari revolusi industri 4.0,
masyarakat 5.0, sampai adanya pandemi Covid-19 telah mengubah pola
interaksi masyarakat.
Perubahan dan perkembangan teknologi telah
mendorong kemampuan jaringan untuk memperkenalkan banyak aktor
baru dan konten baru dalam proses pengorganisasian sosial secara
digital (Castells, 2004).
Castells menggambarkannya sebagai suatu bentuk
masyarakat jaringan (network society) di mana struktur sosial dan aktivitas
organisasi dibentuk melalui teknologi informasi dalam proses jaringan.
Perkembangan teknologi dan jaringan telekomunikasi telah menghasilkan
masyarakat baru yaitu masyarakat jaringan yang dihubungkan oleh
teknologi dan media sosial.
Hal ini mengubah pola interaksi masyarakat yang
semula berinteraksi dengan tatap muka kemudian beralih secara virtual
(Jan A.G.M. van Dijk, 2006).
Misalnya, saat pandemi Covid-19 pembelajaran
yang dahulu dilakukan dengan pola tatap muka lantas beralih menjadi
pembelajaran melalui jaringan dengan media teknologi infomasi yang kita
kenal dengan istilah pembelajaran daring (dalam jaringan).
Perubahan
tidak hanya dalam proses pembelajaran saja, tetapi juga menyeluruh dalam
kehidupan masyarakat. Pada masyarakat yang bertransformasi menjadi masyarakat digital,
suka tidak suka perkembangan ilmu pengetahuan harus menyesuaikan.
Penyesuaian itu dialami oleh ilmu antropologi dengan etnografinya.
Perkembangan studi etnografi terbaru menuntut peneliti untuk menemukan cara efektif dan efisien dalam mencari pola komunikasi
yang memuat identifikasi budaya dari suatu informan, kelompok budaya,
maupun dalam lingkup organisasi.
Ruang maya atau cybersapce membuka peluang bagi etnografi baru
untuk berkembang. Masyarakat memiliki ruang baru untuk saling bertukar
informasi dan komunitas tidak lagi harus bertemu dalam suatu ruang fisik.
Artinya, praktik etnografis secara terbarukan mengalami perubahan yang
semakin jelas. Etnografi tidak hanya didefinisikan sebagai sebuah metode
atau teknik pengumpulan data yang hanya dilakukan dengan cara tatap
muka, tetapi sebagai gabungan konsep pengambilan data antara observasi
dan teknik wawancara dengan merekam dinamika fenomena sosial budaya
yang tumbuh di bawah teknologi digital.
Metode penelitian etnografi baru ini disebut juga netnografi,yang berasal
dari kata internet dan etnografi. Artinya, netnografi dapat disebut sebagai
salah satu metode etnografi baru untuk mengidentifikasi kehidupan dunia
virtual di internet yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan dasar riset
antropologi.
Metode netnografi ini melakukan proses eksplorasi untuk
dapat memahami secara mendalam kehidupan masyarakat maya dari
perspektif pelaku digital. Pendekatan netnografi dapat disusun dengan
melihat proses digitalisasi sebagai budaya baru karena masyarakat
telah masuk pada suatu budaya siber.
Berbeda dengan etnografi klasik
yang memiliki dasar interaksi tatap muka, ranah maya menjadi sangat
komprehensif ketika relasi yang terjadi berdasarkan konten yang memang
ingin dikonsumsi.
Selain netnografi, dalam penggunaan metode etnografi di dunia
maya juga dikenal beberapa istilah: Virtual Ethnography (Hine, 2000),
Webnography (Puri, 2007), Network ethnography (Berthod, GrotheHammer, & Sydow, 2017; Howard, 2002), Cyber ethnography (Ward, 1999)
dan Digital Etnography (Ardévol & Gómez-Cruz, 2013; Murthy, 2008; Pink
et al., 2016).
Pada intinya semua istilah merujuk pada sebuah penggalian
data secara etnografi melalui media internet atau digital.
2. Menyusun Netnografi
Prosedur atau langkah kerja netnografi tidak ubahnya seperti etnografi
kontemporer yang diawali dari menyusun pertanyaan penelitian dan
diakhiri dengan analisis dan kesimpulan. Hanya saja pada netnografi arena
penelitiannya berbeda.
Jika etnografi kontemporer di tengah-tengah
kehidupan di masyarakat, maka etnografi digital bekerja dalam dunia
digital khususnya internet dan sosial media. Etnografi dapat dipahami sebagai metode atau cara untuk memahami dan men deskrip si kan suatu
kebudayaan secara me nyeluruh
dari sudut pandang pelaku kebudayaan itu sendiri.
Posting Komentar untuk "Netnografi : Etnografi pada Masyarakat Digital"