Kedudukan Etnogafer dalam Penelitian dan Masyarakat
Dengan kata lain, etnografer
membuat sendiri instrumen penelitiannya. Pancaindra etnografer menjadi
alat utama untuk mengumpulkan informasi.
Misalnya, etnografer dapat
mengumpulkan informasi dengan cara mengamati perilaku masyarakat;
mendengarkan percakapan; melakukan wawancara; menyentuh tekstil,
artefak , dan bentuk budaya material lainnya; mencicipi masakan lokal; dan
memperhatikan aroma yang menyertai aktivitas utama di ruang tertentu
(Murchison, 2010).
Semua hal tersebut kemudian dicatat untuk dapat
menentukan bagian informasi mana yang paling penting dan bermakna
bagi penelitian.
Namun demikian, perlu ditekankan bahwa peneliti
melakukan etnografi tidak hanya upaya dalam membangun hubungan
dengan masyarakat yang dikaji atau sekadar menyalin teks, memilih
informan, membuat pemetaan data, menulis catatan lapangan harian.
Lebih dari itu, peneliti melakukan studi etnografi sebagai upaya untuk
memahami kebudayaan suatu kelompok manusia (Siddiq & Salama, 2019).
Budaya dan pengetahuan yang telah dipelajari seseorang sebagai anggota
kelompok tidak dapat diamati secara langsung (Spradley, 1979a).
Etnografer
perlu terjun ke lapangan dan tinggal menetap bersama dengan masyarakat
untuk mengamati, mendengar dan melihat perilaku masyarakat yang
dikaji dalam jangka waktu tertentu. Ringkasnya, etnografer perlu untuk
masuk ke dalam masyarakat tersebut.
Hal itu dilakukan agar peneliti dapat
mengungkap, menjelajahi, dan menyimpulkan sudut pandang masyarakat
mengenai dunianya.
Dalam melakukan kerja lapangan, etnografer dapat
membuat kesimpulan mengenai budaya dari tiga sumber, yaitu dari
apa yang dikatakan orang (hasil wawancara mendalam), dari cara orang
bertindak, dan dari artefak yang digunakan orang (Spradley, 1979a).
Bahasa memiliki kedudukan penting untuk membantu etnografer
dalam memahami kebudayaan masyarakat. Etnografer harus memahami
bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat yang ia kaji.
Para
antropolog awal belajar bahasa masyarakat yang akan dikaji lebih dahulu
sebelum melakukan penelitian. Melalui bahasa, masyarakat saling
berbagi pengalaman mengenai dunianya. Bahkan, seperti yang kita sudah
pelajari pada bab sebelumnya, bahasa menjadi alat dari masyarakat untuk
mentransmisikan nilai-nilai dan kebudayaan dari generasi ke generasi.
Dalam melakukan etnografi, bahasa juga membantu etnografer dalam
menyusun catatan lapangan maupun masuk ke dalam analisis dan wawasan.
Hasil akhir dari etnografi juga menggunakan bahasa (deksripsi).
Karena
etnografi pertama kali dilakukan pada masyarakat di luar Eropa, maka
mempelajari bahasa dari penduduk atau masyarakat yang dikaji menjadi
prioritas tertinggi.
Memahami bahasa adalah prasyarat yang diperlukan
untuk dapat melakukan penelitian yang menyeluruh untuk menemukan
bagaimana masyarakat mengategorikan pengalaman dan menggunakan
kategori-kategori ini dalam pandangan dunianya (Spradley, 1979a).
Posting Komentar untuk "Kedudukan Etnogafer dalam Penelitian dan Masyarakat"