Miskonsepsi Ilmu Antropologi
Menarik bukan, belajar antropologi? Kita dapat mempelajari keragaman budaya yang ada di negeri ini sampai belajar mengenai budaya populer (popular culture). Namun, acapkali ilmu ini masih banyak disalahartikan.
Bahkan, masyarakat awam susah membedakan antropologi dengan sosiologi, atau astronomi. Secara substansial, menurut Doda (2005) ada beberapa kesalahpahaman dalam mengartikan ilmu antropologi, yakni:
- Antropologi terbatas pada studi tentang masyarakat “primitif”. Memang, sebagian besar karya antropologi periode awal terfokus pada masyarakat terisolasi yang kemudian diberi label masyarakat “primitif”. Namun, saat ini para antropolog juga mengikuti perkembangan zaman dengan mempelajari masyarakat yang semakin maju dan kompleks.
- Kesalahpahaman lain adalah bahwa hanya para antropolog mempelajari masyarakat pedesaan. Sebagian penelitian antropologi memang dilakukan terfokus pada daerah perdesaan. Namun, hari ini, para antropolog juga mengarahkan fokus penelitiannya pada masyarakat urban atau perkotaan.
- Adanya klaim bahwa para antropolog hanya tertarik pada studi tentang komunitas eksotik yang terpencil dan hidup terisolasi dari pengaruh modernisasi. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, meski terdapat fakta sebagian besar antropolog melakukan kerja lapangan pada komunitas terisolasi di sudut yang jauh. Para antropolog juga menaruh minat mereka pada fenomena kehidupan masyarakat modern karena pengaruh globalisasi.
- Ada pula anggapan bahwa tujuan antropologi adalah belajar menjaga dan melestarikan hal kuno. Para antropolog mempelajari apa yang dilakukan orang dari sudut pandang para pelaku budayanya. Mereka membangun dan memberi makna pada tindakan yang dianggap kuno dalam bertahan hidup agar dapat menjelaskan pada dunia luar. Sehingga apa yang dianggap “aneh” karena kuno dapat dipahami oleh orang lain di luar komunitas pelaku budayanya.
Posting Komentar untuk "Miskonsepsi Ilmu Antropologi"