Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan
Siapapun orangnya, baik dari dalam maupun luar negeri pasti kagum melihat keragaman flora dan fauna di Indonesia. Flora dan fauna tersebut menjadi bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia.
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup yang berasal dari semua sumber, baik daratan, lautan, maupun ekosistem perairan lain dan kompleks ekologi yang menjadi bagian dari keanekaragamannya.
Indonesia memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang tinggi. Indonesia menduduki urutan ketujuh dalam kekayaan flora berbunga.
Indonesia memiliki lebih dari 25 ribu tumbuhan berbunga, lebih dari 400 jenis kayu komersial di Asia Tenggara (kayu dipterocarp), dan berbagai jenis dari palem terbesar dunia. Selain flora, Indonesia juga memiliki kekayaan fauna yang melimpah.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan jenis mamalia dan kupu-kupu swallowtail terbanyak di dunia. Indonesia juga memiliki 1519 jenis burung, lebih dari 270 jenis amfibi, dan lebih dari 600 jenis reptil. Keanekaragaman flora fauna merupakan sumber daya yang penting bagi pembangunan.
Kekayaan flora dan fauna Indonesia memberikan manfaat dan nilai secara ekonomis bagi masyarakat. Selain itu, kekayaan flora dan fauna juga dapat memengaruhi sektor perekonomian nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal tersebut dikarenakan keanekaragaman flora dan fauna bersifat renewable sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pertanian dan perikanan yang merupakan hasil dari pemanfaatan keanekaragaman flora dan fauna dapat menopang perekonomian negara.
Di beberapa negara berkembang keanekaragaman flora dan fauna menyumbang sekitar 32% GDP. Keanekaragaman flora dan fauna juga dapat menjadi komoditi pariwisata. Dari pariwisata alam dapat dihasilkan pendapatan negara sekitar 2 sampai 12 miliar dolar per tahun.
Pada tahun 1989, perdagangan produk pertanian mencapai 3 triliun dolar. Tanaman hasil pertanian memiliki nilai penting bagi negara, baik dalam skala nasional maupun global.
Lebih dari 600 jenis tumbuhan dan hewan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan harian seperti sandang, pangan, obat, energi, papan, dan peralatan. Selain itu, terdapat 7000 jenis ikan laut dan ikan tawar menjadi sumber protein bagi masyarakat Indonesia.
Tak hanya dalam bidang ekonomi, di bidang kesehatan keanekaragaman flora dan fauna memiliki manfaat yang besar dalam bidang kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan dan hewan dari alam sebagai bahan obat-obatan tradisional.
Bahkan di Amerika Serikat tumbuhan dan hewan di ekstraksi untuk dijadikan media pengobatan modern. Lebih dari 3000 antibiotik seperti penisilin dan tetrasiklin diperoleh dari mikroorganisme.
Penemuan revolusioner transplantasi jaringan manusia seperti jantung dan ginjal juga diperoleh dari siklosporin yang dikembangkan dari suatu kapang tanah.
Pada tahun 1929, Christian Eijkman, Direktur Sekolah Dokter Jawa yang sekarang dikenal dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menemukan kulit ari beras sebagai anti beri-beri yang kita kenal dengan vitamin B1.
Saat ini vitamin dan suplemen lainnya menjadi bisnis bernilai miliaran dolar. Dilihat dari segi fungsi sosial dan ekologis, keanekaragaman flora dan fauna memiliki beberapa manfaat. Dalam bidang sosial, keanekaragaman flora dan fauna memiliki fungsi sebagai penyedia lapangan pekerjaan, membentuk budaya setempat, dan membentuk jati diri masyarakat.
Adanya keanekaragaman tersebut mengakibatkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan adaptasi dan memperkaya aspirasinya dalam menghadapi peningkatan kebutuhan hidup dan perubahan lingkungannya.
Adapun fungsi ekologis dari keanekaragaman flora dan fauna ialah ketersediaan oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan. Tumbuhan juga memiliki kemampuan dalam menyaring polutan udara sehingga dapat dihasilkan mutu udara yang berkualitas untuk proses pernapasan makhluk hidup di bumi.
Tak hanya itu, keberadaan mikroorganisme dalam tanah juga memiliki fungsi ekologis. Mikroorganisme dalam tanah dapat memperbaiki struktur tanah, kesuburan tanah, memengaruhi kondisi kimiawi dan biologis tanah, serta memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi manusia.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa keanekaragaman flora dan fauna memiliki peranan yang penting dalam menjamin kehidupan dan kesejahteraan manusia. Mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar hingga berbagai macam mutu lingkungan seperti air, udara, dan tanah.
Oleh sebab itu, untuk menjaga keberadaannya, diperlukan proses pengelolaan berkelanjutan yang baik dan benar terhadap keanekaragaman flora dan fauna.
Pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia perlu menggunakan strategi nasional agar semua pihak dapat ikut melaksanakan dan mengupayakan perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan berkelanjutan.
Strategi nasional berasaskan pada pemanfaatan ilmu dan teknologi, diversifikasi atau penganekaragaman, pemanfaatan, dan keterpaduan pengelolaan.
Dalam hal ini, pemerintah berkewajiban melaksanakan peraturan terkait pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati dan menyelaraskan tugas dan kewajiban semua pihak untuk pengelolaan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan.
Strategi nasional juga mendorong pemerintah untuk dapat melaksanakan kerja sama internasional dalam bidang pengelolaan keanekaragaman hayati sebagai sumber daya terbarukan. Salah satu pengelolaan keanekaragaman hayati yang dapat dilakukan ialah pengelolaan berbasis bioregional.
Kawasan bioregional merupakan kawasan daratan dan perairan yang memiliki batasan didasarkan pada batas geografik kelompok masyarakat dan sistem ekologis tertentu. Bioregional memiliki keunggulan ekologi, ekonomi, dan sosial budaya yang jelas.
Konsep pembangunan kawasan bioregional tergambarkan dalam delapan elemen.
- Pertama, bioregional development plan yang berpusat pada kawasankawasan lindung atau kawasan konservasi yang sudah ada sebagai inti dari bioregion, di dalamnya terdapat fungsi-fungsi ekologis dan pengawetan keanekaragaman hayati.
- Kedua, daerah aliran sungai (DAS) sebagai daerah adanya mata air di pegunungan hingga menuju laut yang melintasi berbagai tata guna lahan, mulai dari wilayah hutan lindung di pegunungan hingga wilayah perikanan tambak di muara sungai.
- Ketiga, lahan-lahan kritis rehabilitasi sebagai daerah konservasi.
- Keempat, kawasan pesisir dan lautan yang dikelola untuk kegiatan konservasi berbagai keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
- Kelima, dataran penggembalaan yang dikelola untuk mendukung pemeliharaan flora dan fauna asli, serta pengembangan ternak untuk menjamin kebutuhan hidup masyarakat di kawasan tersebut.
- Keenam, lahan pertanian yang dikelola untuk mengoptimalkan hasil pertanian jangka panjang serta pelestarian keanekaragaman hayati melalui pengurangan penggunaan pupuk berbahan kimia sintetis dan pengembangan agroforestry.
- Ketujuh, rangkaian kelembagaan berbasis masyarakat sebagai pendukung kegiatan konservasi seperti penyimpanan benih, pelayanan penyuluhan pertanian, pusat penelitian, inventarisasi, serta pengembangan pemantauan keanekaragaman hayati dalam bioregion tertentu.
- Kedelapan, kawasan perkotaan yang besar dalam bioregion sebagai penyedia lembaga pendukung seperti kebun binatang, kebun raya, sekolah, tempat ibadah dan media massa guna meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara optimal dengan mempertahankan ketersediaannya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama memprioritaskan investasi nasional dalam pemanfaatan dan pengelolaan biodiversitas.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan ekowisata berbasis sains dan bioprospeksi dalam upaya penemuan obat dan energi, serta eksplorasi laut dalam. Kedua, mengembangkan sains dan teknologi untuk biodiversitas Indonesia.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memahami sifat-sifat dasar megabiodiversitas melalui observasi, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola biodiversitas yang produktif dan berkelanjutan, serta meningkatkan pemanfaatan dan nilai ekonomi dari keunggulan biodiversitas.
Posting Komentar untuk "Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan"