Metode Ilmiah Antropologi
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan
pengetalluan.
Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetairuan bukan
lah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang
berbagai geiala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang
hubungan antara gejata-gejala yang terjadi.
Kesatuan pengetahuan itu
dapat dicapai oleh para sarjana ib,ru yang bersangkutail melalui tiga
tingkatan, yaitu pengumpulan data, penentuan ciri-ciri umum dan
sistem, serta rrerifikasi (Koentj aran ingra t, 2009).
Antropologi sebagai suatu ilmu memiliki rnetode tersendiri,
seperti ilmu-ilmu lainnya. Metode ini menjadi salah satu svarat utama
keiimiahan sebuah ilmu pengetahuan. Tanpa adanya metode ilmiah,
kebenaran sebuah ilmu sangat diragukan.
Ilmu antropologi memiliki
metode ilmiah yang melingkupi tahapan-tahapan sistematis dalam
menemukan pemaharnan terhadap peristiwa budaya.
Keesing (2008) mengemukakan para pakar atropologi sering
rnenghadapi kenyataan, di mana seringkaii metode iimiah klasik yang
tidak cocok.
Upaya memahami simbolisme dan rnakna dari suatu
mitos atau ritual tidak lah sama seperti meramal siapa yang akan
memenangkan pernilihan umum atau menguji secara eksperimen
bagaimana tikus dapat belajar dan sebagainya.
OIeh karena itu Koentjaraningrat (2009), menvebutkan untuk
antropologi menggunakan pengumpulan fakta mengenai kejadian dan
gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengoiahan secala ilmiah.
Dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta di sini ferdiri dari
berbagai metode rnengobservasi, mencatat, mengolair dan mendeskripsikan fakta-fakta vang terjadi dalam masyarakat yang hidup.
Dalam pengumpulan data ini juga dilakukan metode wawancara, menurut Koentjaraningrat (1986), metode \trawancara atau metode interuieu, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang,
untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan
atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakapcakap'trerhadapan muka dengan orang lain.
Seorang ahli antropologi adalah seorang ilmuan sosial, artinya,
pekerjaan mengumpulkan data dan membuat kesimpulan dilakukan
di bararah kondisi-kondisi yang sangat berbeda.
Periode pengumpuian
data berlangsung lama, kerapkali sangat sulit, dan biasanva mengharuskan si ilmuan terpisah jauh dari keluarga dan teman-temannya
di rumah (Coleman & Watson,2005).
Kemudian seiain itu menurut Koentjaraningrat (2C09), untuk
antropologi penelitian lapangan merupakan cara yang terpenting
untuk mengumpulkan fakta-faktanya, dan penelitian kepustakaan.
Daiam penelitian di lapangan, peneliti datang sendiri cian menceburkan diri dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan
tentang gejala kehidupan manusia dalam masyarakat itu.
Proses kerja lapangan sebagai sebuah teknik riset rnerupakan
sesuatu yang tidak biasa, dalam arti bahwa hal itu benar-benar
mengendalikan kehidupan si ilmuan, kerap kali ur-rtuk jangka waktu
yang cukup lama setiap kalinya.
Dalam upaya memahami cara hidup
dan cara pandang orang lain terhadap dunia, kita tidak dapat sekedar
rnelakukan perjalanan selintas melewati desa atau kota mereka,
rnenyewd seorang penerjemah dan memaksa brtata dengan pemimpin
mereka, sebelum kemudian bergegas menuju daerah penelitian
laiirnya. sebaiknya, pala pekerja lapangan harus mencoba berbaur
dalam kehidupan sehari-hari dari orang-orang yang diteiiti (Coleman
& \{atson,2005).
Kerja lapangan berarti memadukan dua kegiatan yang jelas
sangat berbeda. Partisipasi berarti ikut arnbil bagian dalam kehidupan
sehali-hari sebuah komunitas, mempelajari bahasa yang benar, dan
sejauh mungkin dianggap sebagai salah satu anggota komunitas biasa
cian bukan sekedar turis yang sedang singgah.
Pengamatan jelas
terkait dengan keterlepasan dari berbagai kegiatan, sehingga si ahli antropologi dapat berupaya n'reninjau berbagai hal dari sudut
pandang vang lebih luas (Coleman & Watson,2005).
Kemudian Saebarri (2012), mengemukakan beberapa fokus
penelitian dalam antropologi, yaitu sebagai berikut:
Pertama, penelitian terhadap peninggalan manusia pada masa
lalu, baik peninggalan unsur budaya maupun lahiriah.
Penelitian jenis
ini seringkali disebut sebagai penelitian arkeologi;
Ked.ua, penelitian terhadap bahasa manusia sebagai alat berkomunikasi dengan sesama manusia.
Penelitian jenis ini seringkaii
disebut sebagai penelitian linguistik atau bahasa manusia;
Ketiga, penelitian terhadap pola pikir, pola hidup dan pola
tingkah laku manusia, berikut pertumbuhan dan perkembangannYa.
Penelitian jenis ini seringkali disebut sebagai penelitian budaya;
Keempat, penelitian terhadap peninggalan manusia pada masa
lalu dikaitkan dengan kel-ridupan bangsa-bangsa saat ini. prenelitian
jenis ini disebut sebagai penelitian etnologi.
Penelitian ketrudayaan manusia yang berkembang sejak rnasa
lalu hingga saat ini dengan mengkaitkannya pada kepribadian
manusia, strsosial , kelas sosial dan lainnya. penelitian antropologi ini
dibantu oleh berbagai pendekatan ilmu lainnya, seperti psikologi,
sosiologi, sejarah dan sebagainya.
Posting Komentar untuk "Metode Ilmiah Antropologi"