Hubungan Ilmu Antropologi dengan Ilmu lainnya
Pertama, antropologi dan ilmu sosiologi. Menurut Carna (1996),
kaitan antropologi dan sosiologi sangat iah erat, tidak hanira berlaku
saling pinjam metociologi tetapi juga konsep-konsep dan teori$ra,
walaupun masing-masing sub-disiplin ilmu-ilmu iersebut mengembangkan lebih jauh menurut filsafat dan perhatian khususnya.
Pernahaman tentang masyarakat dan kebudaYaan, seperti yang
dilakukan oleh sosiologi adalah tentang masyarakat dan antropologi
tentang kebuclayaan manusia akan tak terhindarkan dari keadaan
tumpang tindil-r, karena kehidupan manusia itu suatu keseluruhan
yartg tak terpisahkan dari keberadaan masyarakat dan tingkah
lakunya atau kebudavaan.
Antropologi dan sosiologi, pada dasarnya mempunyai sasaran
studi yang sama, yaitu masyarakat manusia dan kebudayaannya.
Yang
membedakan antropologi dari sosiologi adalah penekanan aspekaspek perhatian studinya dan pada pendekatan-pendekatan yang
digunakan oleh para ahli dari masing-masing bidang ilmu pengetahuan tersebut (Suparlan, 1,986).
Berdasarkan keilmuan, sosiologi lebih dulu dan lebih tua dari
antropologi. Sosiologi mengalami kemapanan dari cukup banyaknya
teoritisi yang dimilikinya, sehingga hai ini secara otomatis menjadikan
sosiologi sebagai pijakan bagi antropologi.
Beberapa konsep sosiologi
digunakan oleh antropologi dalam pengembangan keilmuan dan
penelitiannya.
Namun sebaliknya pada saat sekarang ilmu antropologi
sudah mengalami kemapanan secara keilmuan, sehingga sosiologi
memerlukan beberapa konsep antropologi untuk memahami perkembangan budaya terkini di masyarakat. Kedua, antropologi dan ilmu kesehatan masyarakat.
Menurut
Koentjaraningrat (2009) hubungan antropologi dengan ilmu kesehatan
masyarakat berkaitan dengan data konsepsi dan sikap penduduk'desa
tentang kesehatan, sakit, dukun, obat-obatan tradisional, kebiasaan
pangan dan sebagainya. ilmu antropologi mernberikan kepada para
dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai
daerah dengan keragaman budaya, metode-metode dan cara-cara
untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan
dan adat-istiadat lainnya.
IImu antropologi mernberikan deskripsi sekaligus pemahaman
mengenai kebudayaan masyarakat setempat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan hidupnya dari dulu sampai sekarang.
Misalnya
budaya masyarakat yang masih menggunakan profesi dukun dalam
menyelesaikan masalah-masalah pen1zafti1 yang diderita mereka dan
kelahiran anak.
Sebaliknya ilmu kesehatan masyarakat memberikan
inforn-rasi kesehatan masyarakat yang berguna untuk komparasi
perkembangan kesehatan masyarakat dari waktu ke waktu.
Ketiga, antropologi dan ilmu linguistik.
Menurut Koentjarangningrat (2009), hubungan antropologi dengan ilmu linguistik berkaitan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala macam bentuk bahasa yang ada di daerah dan di dunia.
Ilmu antropologi sejak awal fase perkembangannya mengumpulkan bahan etnografi tentang bahasa pribumi dari beratus-ratus suku bangsa )iang tersebar di muka bunai ini. Bahan itu berupa daftar kata-kata, catatan bahasa bahkan peiukisan lengkap bahasa-bahasa.
Kemudian ilmu liguistik memberikan penjelasan bunvi dan tanda-tanda Calam bahasa, yang memfasilitasi penelitian etnografi dan perkembangan keilmuan antropologi.
Misalnva teoritisi linguistik cie Saussure yang menjadi salah satu penyumbang berkembangnya aliran pernikiran antropologi struktural. Ember & Ember dalam lhromi (2006), menyebutkan bahr't'a
sebagai suatu ilmu pengetahuan, ilmu bahasa agak lebih tua dari antropclogi.
Dua disiplin ini meniadi sangat erat hubungamrya psin waktu para ahli ar-rtropologi mulai melakukan penelitian lapangan karena mereka meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa masyarakat sederhana (primitif).
Perkembangan selanjutnya, bahasa memegang peranan utama dalam perkembangan kebudayaan manusia, bahasa pada hakekatnya merupakan wahana utama untuk meneruskan adat-istiadai dari generasi yang satu ke generasi belikutnya.
Keempat, antropologi dan ilmu arkeologi. Menurut Koentjaraningrat (2A06), hubungan antara antropologi dengan ihnu arkeologi berkenaan dengan bahan-bairan penelitian kebudeiraan i<uno.
Ilmu arkeologi memberikan keterangan mengenai seiarah clar:i keburi?)'aankebudayaan kuno dalam zarnart purba, seperti kebudayaan Yunani dan Rum Klasik, kebudayaan Mesir kuno dari zaman para pharao, kebudayaan kuno di daeral-r mesopotamis, kebudayaan kunb di Palestina dan sebagainya.
Sebaliknya antropologi dapat memberikan keterangan tentang bagian kebudayaan suatu bangsa yang tidak dapat diberikan oleh ilmu-ilmu lainnya yang meneliti kebudayaan, seperti ilmu arkeologi.
Para ahli arkeologi atau prasejarah berusaha tidak hanya untuk merekonstruksi atau menyusun kembali cara hidup sehar:i-hari dan adat-istiadar dari bangsa-bangsa masa prasejarah, tetapi juga menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterangan tentang
kemungkinan sebab dari perubahan-perubahan kebudavaan itu.
Pokok perhatiannya sama dengan perhatian seorang ahli sejarah,
tetapi ia menelusuri masa lalu yang lebih jauh. Seorang airli sejarah
hanya rnempelajari kebudayaan yang mempunyai catatan-catatan
tertulis, dan dengan dernikian membatasi diri pada 5.000 tahun
terakhir dari sejarah rnanusia.
Untuk semua kebudayaan yang telah
berlalu dan yang tidak pernah memiliki tulisan, dan dalamnya
termasuk banvak kebudayaan yang hidup dalam 5.000 tahun terakhir
ini, seorang airii arkeoiogi bertindak sebagai seorang ahli sejarah.
Karena catatan-catatan tertulis untuk penelitian tidak ada, maka ia
terpaksa menyusun kembali sejarah berdasarkan sisa-sisa kebudayaan
manusia yang didapatinya (Ember & Ember dalarn Irhomi,2006).
Kelima, antropologi dan ilmu sejarah.
Menurut Koentjaraningrat (2009), hubungan antara antropologi dengan ilmu sejarah
berkenaan antropologi memberikan prehistori sebagai pangkal bagi
tiap penulis sejarall dari tiap bangsa di dunia. selain itu banyak
masalah tentang historigrafi sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan
dengan mctode-metode antropologi.
Sebaliknya para ahli antropologi
memerlukan sejarah terutama sejarah suku bangsa daerah yang
didatanginya.
Sejarah ini diperlukan untuk memecahkan masalairmasalah yang terjadi karena masyarakat yang diteliti mengalami
pengaruh dari suatu kebddayaan dari luar.
Misalnlya sejarah memberikan keterangan mengenai peradaban
suku bangsa tertentu, yang informasi ini sangat berguna bagi
antropologi dalam mempelajari budaya suku bangsa tersebut.
Sebaliknya antropologi memberikan pemahanan cara kerja analisis
artefak budaya, yang hal ini sangat berguna bagi penelusuran dan
perkiraan benda-benda historis bagi para ahli sejarah.
Keenam, antropologi dan ilmu ekonomi.
Menurut Koentjaraningrat (2009), hubungan antara antropologi dengan ilmu ekonomi
berkaitan dengan kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi yang
berlaku daiam aktivitas kehidupan ekonomi masyarakat yang sangat dipengaruhi sistem kernasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan
sikap hidup dari masyarakat.
Ahli ekonomi tidak dapat mempergunakan dengan sempurna konsep-konsep dan teori-teori tentang
kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi tanpa suatu
pengetahuan tentang sisterr. kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup dari r,r,arga masyarakat tersebut.
Seorang ahli
ekonomi yang hendak membangun ekonomi suatu negara
memerlukan bahan komparatif tentang sikap terhadap kerja dan sikap
terhadap kekayaan masyarakat negara tersebut.
Sebaliknya para ahli antropologi memerlukan deskripsi prosesproses ekonomi dalam masyarakat unfuk mernahami pertukaran
barang dan dinamika masyarakat tersebut secara internal maupul-r
eksternal.
Para ahli antropologi menjadi memahmi sistem barter antar
kelompok amupull suku dalam masyarakat.
Ketujuh, antropologi dan iimu hukum. Koentjaraningrat (2009)
clalam penjelasannya tentang hubungan antropologi dengan ilmu
hukum ini lebih dikaitkan dengan hukum adat.
Menurutnya metodemetode antropologi sangat membantu dalam aktivitas per-relitian
hukum adat terutama dalam pengembangan ketentuan-ketentuan
aturan adat dalam masyarakat. Sebaliknya antropologi rnemerlukan
ilmu hukum adat dalam pengembangan pemahaman keberadaan
struktur budaya dalam pengendaiian masyarakat.
Saat ini tautan antropologi dengan ilmu hukum semakin luas
tidak saja hanya pada aturan adat tetapi juga fokus pada krimininalitas. Perkembangan iimu hukum ke arah kriminologi sen1akin
memperkuat tautan antlopologi dengan ilmu hukum.
Antropologi
fisik memberikan ciri-ciri fisik tentang manusia t yartg hal ini sangat
berguna bagi hukum dalam memahami perilaku kejahatan seorang
manusia.
Kedelapan, antropologi dan ilmu administrasi.
Koentjaraningrat
(2009) menjelaskan hubungan antara antropologi dengan ilmu
administrasi berkaitan tentang adanya deskripsi permasalah&fl:perllrasalahan agraria yang diperoleh dari penelitian antropologi sangat
berguna bagi pengembangan pemahaman administrasi.
Sebaliknya konsep-konsep administrasi mengenai keorganisasian dan manajemen memberikan penjelasan bagi antropologi dalam
rnemahami jaringan kelernbagaan dan pranata budaya.
Misalnya
pengertian tentang organisasi dalam pencapaian tujuannya memberikan pemahaman ahli antropologi dalam memandang kelompokkelompok suku dan kelembagaan aciatnva. Kesembilan, antropologi dan ilmu politik.
Koentjaraningrat
(2009) menjelaskan hubungan antara antropologi dengan ilmu poiitik
berkaitan meluasnya perhatian ilmu politik pada kekuatan-kekuatan
dan proses-proses politik di berbagai negara ke masalah-masalah yang
menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan-kekuatan
politik tersebut. sebaliknya ahli antropologi dalam mempelajari suatu
masyarakat dengan menulis sebuah deskripsi etnografi tentang
rnasvarakat tersebut, mernerlukan pemah.aman mengenai kekuatan
dan proses politik dalam masyarakat tersebut.
Kesepuluh, antropologi dan ilmu pemerintahan. Hubungan
antropologi dengan ilmu pemerintahan berkaitan dengan konsepkonsep yang terdapat dalarn pemerintahan, seperti sistern pemerintahan suku memberikan pemahaman bagi antropologi dalam
memandang susunan dan hirarkhi struktur kelembagaan suku bangsa
yang ada pada masa lalu.
Sebaliknlra hasil-hasil penelitian antropologi mengenai sistem
hubungan kekerabatan dalam suku bangsa memberikan pemahaman
mendasar bagi ahli pernerintahan dalam melihat dinamika tindakan
kelompok dalam struktur pemerintahan yang ada dalam suku bangsa
di masa lalu.
Kesebelas, antropoiogi dan kebijakan publik. Marzali (2012),
mengemukakan hubungan antara antropologi dengan ilmu kebijakan
publik berkaitan dengan dampak kebijakan terhadap budaya (cutture).
Penyusunan kebijakan baru atau perubahan kebijakan yang dibuat
oleh pemerintah dalam suatu bidang kegiatan tertentu dapat
nrendorong bagi perubahan kebudayaan (a,tlturnl change). perubahan
kebijakan mendorong orang untuk mengubah perilaku sesuai dengan
kebijakan yang baru.
Apabila perubahan ini melibatkan seluruh masvarakat, maka terjadilah perubahan uiltural behaaior. Seterusnya,
cultural belmoior dalam jangka waktu yang panjang akan terus
membar.va pengaruh pada perubahan mentalitas, pikiran, nilai dan
kepercayaan.
Posting Komentar untuk "Hubungan Ilmu Antropologi dengan Ilmu lainnya"