Sifat dan Pengelompokan Ilmu Pengetahuan
Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut pola,
alur dengan kerangka tertentu (frame of logic), yaitu
menurut logika deduksi-induksi, rasionalis-empiris,
abstrak-konkret, apriori-aposteriori. Sedangkan berpikir
analisis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir
analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu
(metode ilmiah/penelitian).
1. Sifat Ilmu Pengetahuan
Semakin meningkatnya angka kejahatan, semakin banyaknya
tempat-tempat lokalisasi, merebaknya aksi demo yang disertai
tindakan anarkis, dan lain-lain. Jelas yang terlintas adalah segudang
pertanyaan yang muncul dari rasa ingin tahu manusia.
Sebagai
contohnya, mengapa lokalisasi dapat tumbuh? Mengapa orang mau
terlibat dalam lokalisasi? Walaupun diberantas, mengapa lokalisasi semakin merebak? Melalui rasa ingin tahu ini pengetahuan akan
sesuatu hal muncul.
Seperti pada pembahasan sebelumnya bahwa ilmu pengetahuan
berasal dari rasa ingin tahu yang kemudian dibuktikan dan diuji oleh
orang lain. Namun, tidak semua pengetahuan dinamakan ilmu.
Pengetahuan yang diangkat sebagai ilmu mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut.
a. Rasional
Ilmu pengetahuan didasarkan atas kegiatan berpikir secara logis
dengan menggunakan rasa (nalar) dan hasilnya dapat diterima
oleh nalar manusia.
b. Objektif
Kebenaran yang dihasilkan suatu ilmu merupakan kebenaran
pengetahuan yang jujur, apa adanya sesuai dengan kenyataan
objeknya, serta tidak tergantung pada suasana hati, prasangka,
atau pertimbangan nilai pribadi.
Objek dan metode ilmu tersebut
dapat dipelajari dan diikuti secara umum. Kebenaran itu dapat
diselidiki dan dibenarkan oleh ahli lain dalam bidang ilmu
tersebut melalui pengujian secara terbuka yang dilakukan dari
pengamatan dan penalaran fenomena.
c. Akumulatif
Ilmu dibentuk dengan dasar teori lama yang disempurnakan,
ditambah, dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang
dikenal sekarang merupakan kelanjutan dari ilmu yang
dikembangkan sebelumnya.
Oleh karenanya, ilmu pengetahuan
bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.
d. Empiris
Kesimpulan yang diambil harus dapat dibuktikan melalui
pemeriksaan dan pembuktian pancaindra, serta dapat diuji
kebenarannya dengan fakta. Hal ini yang membedakan antara ilmu
pengetahuan dengan agama.
e. Andal dan Dirancang
Ilmu pengetahuan dapat diuji kembali secara terbuka menurut
persyaratan dengan hasil yang dapat diandalkan. Selain itu, ilmu
pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang
menerapkan metode ilmiah.
2. Pengelompokan Ilmu Pengetahuan
Apabila kita berbicara mengenai ilmu pengetahuan, apa yang terlintas dalam pikiranmu? Suatu mata pelajaran. Memang tidak dapat
dimungkiri dari sekian banyak mata pelajaran yang kita pelajari di
sekolah adalah ilmu pengetahuan.
Ini berarti ilmu pengetahuan yang
ada di dunia jumlahnya sangat banyak. Lantas, dari sekian banyak
ilmu pengetahuan yang berkembang, bagaimana kita mempelajarinya?
Para ahli telah memikirkan semua itu, sehingga dibuatlah pengelompokan ilmu pengetahuan.
Secara umum ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua kelompok. Yaitu ilmu pengetahuan yang
didasarkan atas objek atau bidang kajian (M. Nata Saputra, S.H.) dan
didasarkan pada tujuan pengkajiannya.
a. Ilmu pengatahuan yang didasarkan atas objek atau bidang kajian
antara lain, ilmu pengetahuan alam (natural sciences), ilmu
pengetahuan sosial (social sciences), dan ilmu pengetahuan
budaya (humanistics study).
- Ilmu pengetahuan alam (natural sciences) Ilmu pengetahuan alam (natural sciences) merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam, baik hayati maupun nonhayati. Yang termasuk dalam ilmu ini adalah biologi, fisika, kimia, dan lain-lain.
- Ilmu pengetahuan sosial (social sciences) Ilmu pengetahuan sosial (social sciences) adalah ilmu yang mengkaji kehidupan bersama manusia dengan sesamanya seperti, antropologi, sosiologi, ekonomi, dan lain-lain.
- Ilmu pengetahuan budaya (humanistics study) Ilmu pengetahuan budaya merupakan ilmu yang mempelajari manifestasi atau perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia.
b. Ilmu pengatahuan yang didasarkan pada tujuan pengkajiannya
dikelompokkan menjadi ilmu murni (pure sciences) dan ilmu
terapan (applied sciences).
1) Ilmu murni (pure sciences)
Ilmu murni (pure science) merupakan suatu ilmu yang
bertujuan mendalami teori untuk memajukan atau memperkaya khazanah ilmu tersebut. Contoh, seseorang ingin menguji
kebenaran teori konflik yang dikemukakan oleh Ralp
Dahrendorf.
Menurutnya (sebagaimana dikutip George Ritzer:
2003), setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat akan menimbulkan pertentangan yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan masyarakat.
Berdasarkan
teori itulah seseorang melakukan sejumlah penelitian untuk
membuktikan kebenaran teori tersebut. Hasil dari penelitian
itu akan menghasilkan suatu ilmu yang termasuk ilmu murni
atau pure science.
2) Ilmu terapan (applied sciences)
Ilmu terapan (applied science) merupakan ilmu pengetahuan
yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis,
sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh
masyarakat. Misalnya, akhir-akhir ini di Indonesia disibukkan
dengan bencana gempa dan gelombang tsunami yang melanda
di sebagian besar wilayahnya.
Mulai Aceh, Lampung, Ciamis,
Cilacap, Bantul, Singaraja, bahkan Minahasa. Akibatnya,
ketenangan masyarakat menjadi terganggu, rasa ketakutan
menyelimuti hampir seluruh warga pesisir pantai. Oleh
karena itulah para geolog, ahli demografi, dan pengamat gempa
bekerja sama mencari penyebab-penyebab terjadinya gempa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut berbagai saran dan
solusi disebarluaskan kepada masyarakat luas sebagai upaya
antisipasi dan diajukan kepada pemerintah supaya masalah
tersebut ditindaklanjuti.
Posting Komentar untuk "Sifat dan Pengelompokan Ilmu Pengetahuan"